Hosting Unlimited Indonesia

Calhaj Tuna Netra Usia 17 Tahun Mampu Hafal Al Quran 18 Juz Rois Jajeli

Sabtu, 23/10/2010 17:41 WIB
Surabaya - Salah satu calon jamaah haji (Calhaj) Embarkasi Surabaya masih berusia 17 tahun dan mengalami tuna netra. Meski tuna netra, M Nurul Huda yang berangkat naik haji bersama ibunya Dewi Riskin (43) warga Rongtengah, Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang, juga berdoa ingin hafidz Al Quran 30 Juz.

Setiap berjalan menuju ke mana pun, seperti ke kamar penginapan maupun ke Masjid di komplek Asrama Haji Sukolilo, Huda yang masih duduk di bangku Madrasah Aliyah (MA) di Pondok Pesantren Assaidiyah, Sampang, tak lepas dari gandengan Dewi Raskin, ibunya.

"Sebenarnya saya tidak mau diwawancarai, saya tidak ingin berlebihan, karena
kita niatnya ibadah, nanti takut riya," ujar Dewi saat diwawancarai wartawan di komplek Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Sabtu (23/10/2010).

Dewi menuturkan, meskipun anaknya masih berusia 17 tahun dan mengalami tuna
netra, tak bisa membendung niatnya untuk berangkat haji bersama Huda putra kedua dari empat bersaudara. Pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemkab Sampang ini menerangkan, bersama suaminya Ismail, sepakat ingin memberangkatkan haji anak ke 2 dari 4 bersaudara.

"Saya dan suami saya sepakat lebih dulu memberangkatkan Huda dari pada kakak
atau adiknya. Karena dia lebih konsentrasi ke ibadah dan menempuh pendidikan di pondok pesantren," tuturnya.

Saat ditanya lebih lanjut tentang kondisi Huda yang mengalami tuna netra dapat mengganggu perjalanannya saat menjalankan ibadah haji nanti, Dewi mengaku akan selalu mendampingi anaknya ke mana pun, dan pasrah kepada Allah SWT.

"Saya sudah pasrah. Sejak dari lahir, saya sudah pasrah karena itu kehendak
Allah. Saya berprinsip, Allah menciptakan ada kekurangan dan ada kelebihan.
Dengan kekurangan pun harus kita syukuri, mungkin dibalik kekurangan itu ada
kelebihannya," tuturnya.

Huda sejak kecil digembleng tentang agama di Pondok Pesantren Assaidiyah, Sampang Madura. Meskipun mengalami tuna netra, Huda yang duduk dibangku kelas 2 Madrasah Aliyah (MA) di Sampang ini, sudah hafidz (hafal) Al Quran 18 juz.

"Saya juga berdoa supaya anak saya cepat hafidz Al Quran sampai 30 juz. Bukan
hanya hafal saja, tapi juga memahami maknanya," tuturnya.

Sementara itu, Huda mengaku bersyukur bisa menjalankan ibadah haji. Padahal,
selama ini dirinya di pondok tidak pernaha diberitahu orang tuanya, akan
diberangkatkan naik haji.

"Sebelumnya saya tidak ada niatan atau gambaran bisa naik haji. Saya dipanggil orang tua, kamu tahun ini harus berangkat naik haji," tutur Huda.

Huda pun senang bisa menunaikan ibadah haji dan berharap saat di Makkah, bisa berdoa supaya dirinya cepat hafidz Al Quran. "Mudah-mudahan saya bisa cepat hafidz Al Quran beserta maknanya dan ingin membagakan orang tua," tuturnya.

Wawancara dengan Huda bersama ibunya ini akhirnya terhenti, setelah petugas PPIH Embarkasi Surabaya, dengan suara lantang meminta semua jamaah keluar dari kamar penginapannya, untuk makan siang. Dewi dan Huda pun berpamitan untuk makan siang.

(roi/fat) 

SUMBER:

No comments:

Post a Comment