Hosting Unlimited Indonesia

Membangkitkan Simpati bagi Penghafal Alquran

Laporan utama Oleh Indah Wulandari 

Perlu dipikirkan agar para penghafal Alquran memperoleh pendidikan tinggi."Jangan sampai penghafal Alquran di mata Allah terhormat namun ekonominya lemah." Nada mengingatkan ini disampaikan oleh Ketua Jamiiyatul Qurra wal Huffadz (JQH) Nahdlatul Ulama, KH Abdul Muhaimin Zen. Ia mengungkapkan, selama ini banyak kiai hafal Alquran yang mengajar namun belum mendapatkan perhatian. 

Mereka tersebar di pesantren-pesantren tradisional di kampung maupun memberi pengajaran secara individu. Mereka tak pernah mengeluh dan mengharapkan bantuan dari pihak luar. Bahkan, mereka menggunakan rumahnya sebagai sarana mengajar dan tak pernah meminta imbalan dari para siswanya.Dari didikan mereka, ujar Kiai Muhaimin, lahir banyak penghafal Alquran yang bagus dan diminta pemerintah daerah sebagai aset berharga. 

Mereka mengangkat martabat pemerintah daerah hingga taraf internasional. "Tapi, apakah pemerintah daerah memikirkan kelanjutan nasib penghafal Alquran itu?" tanyanya. Ia berharap ada kepedulian terhadap keberadaan para penghafal Alquran. 

Mereka membutuhkan tambahan pendidikan. Menurut dia, banyak penghafal berusia 15 hingga 20 tahun yang hafal hingga 30 juz, tetapi sebagian besar tak memperoleh pendidikan formal. Pasalnya, mereka tak punya cukup biaya. Akibatnya, kader-kader potensial ini hanya berpikir cukup hafal Alquran tanpa menempuh pendidikan lebih tinggi....

SUMBER:
http://republika.co.id






No comments:

Post a Comment