Hosting Unlimited Indonesia

Diundang ke Pusat Penghafal Alquran di Gaza

Senin kemarin (11/10) kami diundang khusus oleh Darul Qur’an wa Sunnah, pusat para penghafal Alquran di Gaza. Undangan ini disampaikan langsung oleh Ketua Darul Qur’an wa Sunnah Kota Jabaliya, Syeikh Khadir As-Sunnah.
Tiba di pusat Darul Qur’an wa Sunnah, kami disambut secara seremonial. Awalnya kami hanya ingin menanyakan bagaimana sistem pembelajaran yang diterapkan agar bisa menjadi contoh untuk Muslimin di Indonesia. Namun tak dinyana ternyata di sana sudah hadir seratusan tamu undangan Muslimin dan Muslimat Jabaliya yang diundang secara khusus oleh Darul Qur’an wa Sunnah untuk menyambut kedatangan kami.
Saya tanyakan kepada Muhammad Al-Shannat, anak ketua Darul Qur’an wa Sunnah (dosen Bahasa Inggris Aqsa University Gaza), “Kok ada acara begini? Kenapa anda tidak bicara dulu kepada saya?”. Ia menjawab, “Tidak. Ini adalah cara kami menghormati tamu.”
Tampak rona kebahagian terpancar dari wajah mereka tatkala menerima kedatangan kami. Kami pun dipersilakan untuk duduk di atas podium yang sudah disiapkan.
Dalam acara yang berlangsung selama 45 menit tersebut disampaikan beberapa hal. Ali Ilbats Abu Husain, tokoh senior Darul Qur’an wa Sunnah, dalam sambutannya menyampaikan dari hati yang paling dalam terima kasih yang sebesar-besarnya pada masyarakat Indonesia pada umumnya atas semua dukungan yang telah diberikan pada rakyat Palestina.
Abu Husain menambahkan, “Alquran merupakan tulang punggung umat. Tanpa Alquran kita tidak akan bisa berbuat apa-apa.” Ia juga mengajak kita semua untuk mempelajari Alquran, sebab Alquran adalah kunci kemenangan. Tanpa Alquran kita tidak akan memperoleh kemenangan, dan tanpa Alquran umat ini tidak akan kuat. Untuk itu, cintailah Alquran, dan mulailah dari sedini mungkin untuk mempelajari Alquran.
Darul Qur’an wa Sunnah merupakan pusat para penghafal Alquran. Di Jabalya terdapat 17 tempat yang tersebar di beberapa masjid. Jumlah santri khusus penghafal Alquran ini mencapai lebih dari 100 siswa dan akan bertambah manakala liburan musim panas tiba.
Di kelas reguler terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas Muslimin dan Muslimat. Untuk kelas Muslimin, tahun ini mereka memiliki 200 siswa yang hafal 30 juz dan yang baru menyelesaikan 20 juz sejumlah 400 siswa. Sementara di kelas Muslimat terdapat 200 siswi yang sudah hafal 30 juz, 400 siswi hafal 20 juz, dan 600 siswi hafal 10 juz.
Selain kelas menghafal Alquran, Darul Qur’an wa Sunnah juga mempunyai kelas khusus untuk mempelajari bahasa Arab Alquran dan telah meluluskan 100 orang. Untuk mengajar siswa yang jumlahnya ribuan tersebut, Darul Qur’an wa Sunnah memiliki 80 orang guru dan tiga supervisor, dimana setiap gurunya diberikan penguat sebesar $ 50 per bulan. Jumlah yang sangat minim untuk seorang penghafal Alquran di tengah biaya hidup yang begitu tinggi.
Untuk kelas regular, anak-anak ini menyetorkan hafalannya setiap hari. Mulai dari ba’da maghrib hingga menjelang isya. Minimal yang harus disetorkan sebanyak 5 ayat –setengah halaman. Kelas-kelas pun dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu kelas bagi yang menghafal kurang dari 5 juz, kurang dari 10 juz, kurang dari 20 juz, kurang dari 30 juz, dan terakhir kelas pengulangan, dimana sebelum dinyatakan lulus mereka harus benar-benar hafal 30 juz Alquran.
Summer Camp Holiday Lahirkan Puluhan Ribu Penghafal Alquran
Berbeda dengan kelas regular, pada liburan musim panas, ribuan anak-anak yang libur sekolah selama tiga bulan akan datang ke pusat-pusat penghafal Alquran di setiap masjid untuk menghafal Alquran setiap harinya, dari pukul 07.00 hingga pukul 14.00. Dalam satu hari mereka bisa menghafal hingga setengah juz Alquran atau yang memiliki kecerdasan lebih mereka bisa hafal 1 juz dalam satu hari.
Maka dalam waktu kurang dari 3 bulan mereka sudah berhasil menamatkan 30 Juz Alquran. Selain itu, perhatian pemerintah terhadap anak-anak ini begitu besar. Bagi siapapun yang berhasil menamatkan 30 juz akan diberi hadiah berupa santunan dari pemerintah sebesar $ 100 per anak.
Pekikan Takbir Membahana Tatkala Disampaikan Bentuk RSI Seperti Kubah Ash-Shakhra
Pada kesempatan tersebut, MER-C yang diwakili oleh Nur Ikhwan Abadi dipersilakan untuk menyampaikan sambutannya kepada para hadirin. Dalam sambutannya, Ikhwan menyampaikan rasa syukur yang mendalam kepada ALLAH dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Darul Qur’an wa Sunnah yang telah menyiapkan acara begitu rupa dalam rangka menyambut kami. Ikhwan juga menyampaikan salam dari rakyat Indonesia kepada rakyat Palestina dan rakyat Gaza khususnya.
Ikhwan memaparkan berbagai usaha yang telah dilakukan oleh rakyat Indonesia guna mendukung bebasnya Palestina dan Masjid Al-Aqsha. “Kami telah melakukan berbagai macam usaha untuk mengkampanyekan pembebasan Masjid Al-Aqsha, dengan melakukan seminar, konferensi international, dan longmarch pada malam hari sejauh ratusan kilometer di seluruh Indonesia, dari Aceh hingga bagian timur Indonesia,” yang langsung disambut pekikan takbir oleh ratusan undangan. ALLAHU AKBAR.
“Dan kami rakyat Indonesia telah berazzam dalam hati bahwa suatu saat, Insya ALLAH, dengan memohon pertolongan ALLAH kita akan bersama-sama shalat di Masjid Al-Aqsha. ALLAHU AKBAR WALILLAHIL HAMD,” kembali takbir dan tahmid terdengar lantang.
“Untuk mengembalikan Al-Aqsha kita perlu bersatu, sebab dengan bersatu ke dalam khilafah insya ALLAH kita akan memperoleh kemenangan. Kami di Indonesia juga telah melakukan berbagai upaya semenjak tahun 1950-an dengan mengkampanyekan ke seluruh Indonesia dan seluruh dunia tentang pentingnya kesatuan Muslimin.”
“Selain itu, kedatangan kami ke Gaza juga adalah untuk membangun Rumah Sakit Indonesia di Bayt Lahiya. Dan perlu anda ketahui bahwa bentuk bangunan rumah sakit tersebut persegi delapan sama dengan Masjid Kubah Shakhra.” ALLAHU AKBAR. Kembali takbir membahana di tempat tersebut. Disampaikan juga bahwa MER-C akan melakukan pelayaran dari Indonesia menuju Gaza, guna mengkampanyekan kepada seluruh dunia untuk membuka blokade terhadap Gaza.
Selesai acara kami diajak berkeliling melihat kelas penghafal Alquran di dua tempat. Pertama di central Darul Qur’an wa Sunnah, dimana terdapat beberapa kelas penghafal Alquran. Pada kesempatan tersebut Abu fadhy Hajinli (63) menyerahkan dua buah Mushaf Alquran bergambar Masjid Al-Aqsha.
Seusai berkeliling, kami dijamu makan malam oleh Ketua Darul Qur’an wa Sunnah Jabaliya, Syeikh Khadir Al-Sunnah di sebuah restoran di pinggir Pantai Gaza –tempat bertemunya para alumni Mavi Marmara Ramadhan lalu. Syeikh Khadir tampak sibuk menyiapkan makanan dengan tangan beliau sendiri dan sempat menyuapkan makanan beberapa kali kepada saya, sebagai tanda cinta pada saudaranya. Subhanallah. Begitu indahnya

Gaza, 5 Dzulqa’dah 1431 H/ 3 Oktober 2010 M
Hamba ALLAH
Nur Ikhwan Abadi.

SUMBER:

No comments:

Post a Comment